Kamis, 16 Juli 2009

Ilmu Itu di Perpustakaan, Bukan Kelas

. Kamis, 16 Juli 2009

Semarang , 16 Juli 2009

Sebuah persepsi yang sangat "jadul" bahwa guru adalah satu-satunya sumber pengetahuan. Bahkan, kelas tempat guru mengajar hanya sekadar tempat pembelajaran, karena pengajaran yang sesungguhnya justeru ada di perpustakaan.



Hal tersebut ditegaskan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Drs Supriyanto, M.Si, dalam sambutannya di lokakarya sehari Membangun Budaya Baca Sejak Lahir di Jakarta.



"Karena itu jangan heran jika banyak pejabat sekarang yang bergelar STIA atau Sekolah Tidak Ijazah Ada, karena banyak di antara mereka tidak suka membaca, sehingga minim pengetahuannya. Akibatnya, tak mungkin mereka bisa menulis karya ilmiah sebab tidak tahu referensi," ujar Supriyanto.

Supriyanto mengakui, sangat menyayangkan bahwa budaya minat baca di tengah masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Padahal, saat ini perpustakaan sudah sangat banyak, baik di tingkat Provinsi dan kotamadya, di sekolah atau universitas, sampai komunitas masyarakat atau warga. Alhasil, kata dia, yang kini perlu dilakukan adalah terus menggalakkan budaya minat baca sejak dini, mulai di tingkat keluarga, sekolah, hingga pemerintahan.

"Peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari perhatian negaranya terhadap perpustakaan, dan untuk mencapai tujuan itu budaya minat baca harus ditularkan sejak dini," ujarnya.

Supriyanto menuturkan, bahwa untuk menghendaki keberhasilan pembudayaan minat baca tersebut harus melalui tiga jalur. Jalur pertama adalah keluarga.

"Tetapi syarat utamanya adalah harga buku harus murah," ujarnya.

Jalur kedua, lanjut Supriyanto, adalah jalur satuan pendidikan atau sekolah dan perguruan tinggi. Terkait hal ini, dia kembali menegaskan ihwal ruang kelas semata hanya tempat pembelajaran, sebab pengajaran sesungguhnya ada di dalam perpustakaan.

"Dan yang ketiga adalah jalur masyarakat, sehingga perpustakaan umum di komunitas-komunitas harus menjadi perhatian penting kalangan masyarakat dan pemerintah," ujar Supriyanto.

kompas

5 komentar:

andi.dicka mengatakan...

pertamax!!! :D
wahh bner tuh. sekarang guru mungkin hanya sebagai mediator.. sedangkan kita yg harus ttep mencari bahan di sendiri salah satunya ya di perpustakaa .. wew. oc dahh.

MOCHAMMAD FATHONNY LESSY mengatakan...

siph ayo bangun indonesia lebih majuu !!

KangFendi mengatakan...

Setuju bro..

Ali Masadi mengatakan...

Setujuuu... Melalui Blogging kita juga trus belajar kan...

MOCHAMMAD FATHONNY LESSY mengatakan...

@ all : perangi kebodohan !!

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com