Semarang, 10 Juni 2011
...pintu berderit kulihat seseorang melangkahkan kakinya masuk, saya yang waktu itu sedang duduk memandanginya sekejap lalu mengalihkan pandangan. Dia namapk biasa saja saat itu, langkah kakinya terus mengayun hingga sampai di meja bar tempat orang - orang yang dia kenal berkumpul. Sesaat saya melangkahkan kaki menuju kursi lain dia berpindah dari tempat semula kemudian menaruh tasnya di sebelah tas hitam milik saya. Saat saya lirik dia mulai melepas sweeter abu - abu yang ia kenakan dan saat itu detik itu juga entah perasaan apa yang tiba - tiba muncul saya mulai memandanginya sejenak namun sejenak itu tak bisa saya terima karena mata ini sulit untuk melepas pandangan darinya. Sesekali saya lihat dia tersenyum , dan saat saya liat senyumnya aduhai mengapa baru sekarang saya melihatnya. Tak berhenti saya memandanginya saat itu, namun sayang waktu sudah menyuruh saya untuk beranjak dari tempat itu.
Keesokan harinya saya berharap dalam hati dia kembali muncul agar haus mata ini bisa terobati. Dan setelah saya tunggu beberapa saat akhirnya dia muncul, namun kali ini melewati pintu belakang tapi tak apalah yang terpenting dia bisa hadir pada malam itu. Kali ini saya hanya bisa mencuri - curi pandang kepadanya, sesaat dia melirik kearah saya dan saya langsung mengalihkan pandangan saya ke arah yang lain. Detak jantung ini sungguh tak karuan iramanya saat itu, kembali saya mencuri pandangan kepadanya saat dia berjalan saat dia duduk maupun sedang melakukan aktivitas lainnya.
Dan malam ini saya kembali bertemu dengannya setelah beberapa hari saya tidak melihatnya di tempat yang sama. Dia memakai kaos merah yang sama dia pakai saat pertama saya melihatnya di tempat itu, dia melakukan hal yang seperti biasanya dia lakukan disana dan saya kembali memandanginya , mencuri pandangan terhadapnya. Hanya itu yang bisa saya lakukan, tak ada nyali untuk berkenalan dengannya ataupun menanyakan siapakah dia pada teman - temannya. Mungkin seiiring berjalannya waktu semua akan jauh lebih baik, saya bisa mengetahui namanya dan bisa berjabat tangan dengannya walau sejenak ataupun bisa berbalas senyum dengannya hmmm mungkin.
Dia, ya dia yang mempesona bagi saya karena tiap saya melihatnya mata ini tak pernah merasa bosan dan perasaan ini tak pernah merasa lelah untuk terus dan terus memandangi lekuk tubuhnya, gerak geriknya, serta senyumnya yang memang mempesona ya MEMPESONA :) ...
Klik disini untuk melanjutkan »»